Wahai Saudariku Mukminah…….Sesungguhnya wanita itu adalah aurat yang bisa menjadi alat dan perantara setan untuk menjerumuskan kebanyakan kaum laki-laki. “Wanita itu adalah aurat, bila ia keluar, syetan akan menghiasinya(untuk menggoda laki-laki)” (HR. At-Tirmidzi). Maka hendaklah kita takut kepada Allah, sungguh Allah pasti mengawasi dan memperhatikan kita, hindarilah jalanan dan tempat terbuka,karena jika kita berada dalam tempat yang terbuka sedang kaum laki-laki melihat kita, haruslah kita merasa takut dan khawatir terfitnah dan menjadi penyebab fitnah. Hanya ilmu agamalah yang dapat menyelamatkan kita dari berbagai fitnah dan kerusakan.

Kemuliaan wanita mukminah ketika dia menuntut dan memiliki ilmu. Kemuliaan yang disebutkan oleh Allah SWT ,”Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (Al-Mujadilah,21). Ketinggian derajat akan diperolehnya di dunia berupa kedudukan yang tinggi serta reputasi yang baik, juga akan dicapai pula di akhirat berupa kedudukan yang tinggi di dalam surga. Ilmu adalah cahaya dan petunjuk, sedangkan kebodohan adalah kegelapan dan kesesatan.

Ketahuilah saudariku…..bahwa ilmu yang diwajibkan kita untuk mencarinya adalah ilmu syar’I (ilmu agama islam yang benar dan lurus sesuai qur’an dan sunnah). Namun sayang, hanya sebagian kecil dari kita yang mau mempelajari islam secara serius dan baik. Kita lebih berbangga dan bersemangat dengan ilmu dunia karena dengannya kita bisa diridhoi sesama manusia lainnya, seakan kita tak butuh ridho Allah. Allah memuji orang-orang yang hanya memiliki ilmu syar’i. Adapun ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tekhnologi, kedokteran dan yang lainnya, meskipun hal itu memiliki manfaat, namun bukanlah ilmu yang disebutkan pujiannya didalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

Seseorang tidak akan berada diatas hakikat agamanya sebelum ia berilmu atau mengenal Allah. Pengenalan ini tidak akan terjadi kecuali dengan menuntut ilmu Dien. Ilmu yang wajib dituntut disini adalah ilmu yang dapat menegakkan agama seseorang seperti dalam perkara sholatnya, puasa , dan segala sesuatu yang wajib diamalkan manusia maka wajib pula mengilmuinya, seperti pokok-pokok keimanan, syariat islam, perkara-perkara haram yang harus dijauhi dan segala yang dapat menyempurnakan kewajiban. Dengan menuntut ilmu Dienlah, seseorang akan mengenal Rabb-nya dan akan kokoh diatas agama yang mulia. Dengan demikian, Allah SWT akan selamatkan seseorang dengan sebab menuntut ilmu dari kegelapan syirik dan kemaksiatan. Menuntut ilmu syar’I adalah jalan untuk mendapatkan keridhaan Allah dan jalan menuju surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. “Barangsiapa berjalan dalam rangka menuntut ilmu maka akan dimudahkan jalannya menuju surga”(HR. Muslim). Jalan yang pertama kali harus ditempuh untuk mencapai jannah tidak lain adalah menuntut ilmu.

Bila ilmu dimiliki oleh seseorang, maka kehormatan dan kemuliaan akan datang tanpa diundang dan dicari-cari. Tak memandang apakah dia keturunan bangsawan atau seorang budak. Memang bila akhirat menjadi tujuan seseorang, maka duniapun akan Allah SWT datangkan padanya. Sebaliknya, bila dunia yang menjadi cita-citanya, maka kehinaan semata yang akan ia dapatkan. “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan, maka Allah akan faqihkan dia dalam agama”(HR. Al-Bukhairi). Sehingga ketidakpahaman seseorang terhadap agamanya menunjukkan dirinya bukan orang yang dikehendaki  oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, meskipun orang tersebut ahli dalam masalah ekonomi, kesehatan dan ilmu lainnya. Bahkan apabila ilmu pengetahuannya tentang dunia tersebut memalingkan dirinya dari mempelajari agama Allah sehingga tidak menerima ajaran yang ada di dalammya, maka dia termasuk orang yang merugi.

Orang berilmu adalah pilihan Allah, orang terpilih akan Allah mudahkan memahami ilmu. Seorang muslimah wajib mengenal agama islam sebagai agama yang dianutnya dengan memperhatikan dalil-dalil AlQur’an dan Sunnah, sehingga ia memiliki pendirian kokoh, tidak mudah terombang-ambing dan agar ia berada diatas cahaya, bukti dan kejelasan dari agamanya. Sebagai seorang istri, seorang muslimah dituntut agar menjadi istri yang shalihah, sehingga ia dapat menjadi perhiasan dunia yang paling baik, bukan justru menjadi fitnah atau musuh bagi suaminya. Sebagai seorang ibu, ia mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang shalih dan shalihah. Hasil didikan ini, termasuk perkara yang akan ditanyakan oleh Allah kelak di hari kiamat. Karena itulah muslimah harus menuntut ilmu syar’I sebagai bekal mendidik anak-anak sehingga fitrah mereka tetap terjaga dan menjadi penyejuk hati karena keshalihan mereka. Seluruh kewajiban ini harus dapat ditunaikan dengan dasar ilmu. Hanya dengan menuntut ilmu, seorang muslimah akan mengetahui jalan yang selamat.

Akan berbeda tentunya orang yang mengetahui syariat Allah dengan orang yang tidak mengetahuinya, bagaikan perbedaan siang dan malam, sebagaimana firman Allah,”Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? (Az-Zumar:9). Bila para muslimah tidak mau menuntut ilmu syar’I, maka akibat kebodohannya, banyak muslimah yang durhaka terhadap suami, atau terjadi kesalahan dalam memdidik anak , sehingga muncullah generasi yang berakhalak buruk dan bahkan bisa jadi durhaka pada orang tuanya. Karena kebodohannya pula, banyak muslimah yang tidak mengetahui bagaimana ia harus menjaga kehormatannya, sehingga ia menjadi fitnah dan terjerumus dalam berbagai kemaksiatan. Kita berlindung kepada Allah SWT dari yang demikian itu.