Kesusahan, kegelisahan, kepedihan dan kesedihan yang merupakan penyakit hati, hal yang wajar terjadi pada setiap insan, selagi masih dalam batas-batas tertentu. Sebab seperti firman Allah SWT yang artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang–orang yang mengerjakan shalat, mereka yang tetap mengerjakan shalatnya, dan orang–orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang miskin (yang tidak dapat meminta), dan orang– orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang–orang yang takut terhadap adzab Tuhannya ”. (Q.S. Al-Ma’aarij : 19-27)

 

Pada dasarnya jiwa manusia diciptakan dalam keadaan tidak mengerti apa-apa dan zalim. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Jika sedang menghadapi sebuah kesusahan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam biasa membaca doa:

«لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ العَلِيمُ الحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ»

Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah Pemilik ‘arsy yang agung. Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah pemilik langit, pemilik bumi dan pemilik ‘arsy yang mulia.” (HR. Bukhari no. 7426 dan Muslim no. 2730)

 

Sesungguhnya suatu penyakit dapat disembuhkan dengan lawannya dan kesehatan dapat dijaga dengan padanannya. Semua penyakit hati bersumber dari rasa cinta yang berlebihan terhadap dunia, hati kosong dari Allah dan dipenuhi kesenangan dunia, maka obat yang paling mujarab satu-satunya adalah lawan dari cinta dunia yaitu qana’ah dalam menghadapi hidup ini. Setiap insan yang memiliki hati yang qana’ah, maka rasa gelisah, sedih dan susah dapat berkurang karena keyakinannya pada Allah dan hari akhirat. Akhir setiap kegelisahan, kegembiraan. Kekayaan, kefakiran, kesulitan, kemudahan, sakit dan lapar adalah mati. Cara lain untuk mengatasi kegelisahan, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, takwa, dan amal shaleh. Hanya dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan dan memasrahkan diri kepada Tuhan, maka hati gelisah manusia akan hilang. Mendekatkan diri bukan hanya dengan cara melalui hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga melalui hubungan horizontal dengan sesama manusia sebagaimana yang diperitahkan oleh Tuhan.

 

Beberapa obat kesusahan, kegelisahan, kepedihan dan kesedihan adalah:

  1. Dengan tauhid ar-rububiyah { keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang melindungi, memelihara dan menjaga makhluknya}.
  2. Dengan tauhid al-uluhiyyah { keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang harus di takuti dan disembah}.
  3. Mengesakan Allah, dengan keyakinan yang kuat dan pemahaman yang benar.
  4. Menyucikan Allah dari anggapan bahwa Allah berlaku aniaya terhadap hambaNya
  5. Pengakuan seorang hamba bahwa ia adalah orang yang zalim
  6. Bertawasul kepada Tuhan dengan sesuatu yang paling dicintai-Nya yaitu dengan menggunakan nama-nama dan sifay-Nya. Dan diantara nama-nama dan sifat yang paling mencakupnya adalah Al-Hayya Al- Qayyum { Allah adalah Dzat yang Hidup Kekal dan terus menerus mengurus makhlukNya }.
  7. Hanya meminta pertolongan kepada-Nya
  8. Pengakuan hamba kepada-Nya bahwa ia mengharapkan anugerah-Nya
  9. Membuktikan tawakkal kepada-Nya, menyerahkan segala persoalan kepada-Nya dan mengakui bahwa nasibnya berada dalam kekuasaan-Nya.
  10. Hendaknya ia menyejukkan hatinya dalam taman-taman Al-Qur’an. Menjadikan Al-Qur’an bagi hatinya seperti musim semi yang menyegarkan semua hewan. Menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya yang menerangi kegelapan nafsu syahwat dan kezaliman. Menjadikannya sebagai penghibur dari setiap kesusahan, sebagai pelipur setiap bencana dan sebagai penyembuh dari berbagai penyakit yang menghinggapi jiwanya. Sehingga Al-Quran ini menjadi pembebas kesusahan dan penyembuh kegelisahan dan kegalauannya.
  11. Selalu membaca istigfar.
  12. Bertaubat
  13. Berjihad
  14. Sholat dan berdoa
  15. Berbaik sangka pada Allah.