Hikmah tidak muncul begitu saja. Hikmah harus mempunyai sumber atau tempat untuk tumbuh. Perumpamaannya seperti bibit tanaman yang tidak akan tumbuh dan berkembang kecuali setelah kita menyiapkan baginya lahan yang subur, air yang cukup dan lingkungan yang cocok. Ketika hati kita mulai condong pada kemaksiatan, kita merasakan hikmah itu tertutup pada diri kita Sekeras apapun kita mengambilnya, kita tidak bisa. Sampai kita bertekad kuat keluar dari godaan setan tersebut. Tekad itu mengalahkan setiap bisikan setan yang terkutuk.

“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakinya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (Q.S. Al Baqarah: 269). Tidak ada jalan lain bagi orang yang ingin meraih hikmah, kecuali meluruskan perkataan dan perbuatannya. Jika ia tidak mampu, maka ia tidak akan mendapatkannya secuil pun. Usaha kerasnya hanya menghasilkan rasa lelah. Sedangkan orang yang bermujahadah melawan nafsunya akan menikmati setiap amal yang dilakukannya.

Sangat dibutuhkan kejernihan hati dan kekuatan iman untuk dapat menangkap hikmah-hikmah yang Allah hadirkan dalam setiap kejadian, karena memang tidak semua orang dapat meraih hikmah. Proses pencarian hikmah pun sangat beragam. Ada yang berhasil dalam waktu singkat, namun ada juga yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Untuk memperkuat hikmah yang kita dapatkan dari setiap pengalaman kita, kenanglah pengalaman-pengalaman yang positif saja. Pilih pengalaman yang kita sukai saja. Pilih pengalaman yang membuat kita bahagia, kemudian tingkatkan intensitas kita mengenang pengalaman tersebut. Ini akan memperkuat hikmah yang telah kita dapatkan sekaligus akan meningkatkan citra diri kita

Ketika kita menyusun rencana dan cita-cita, Allah SWT sesungguhnya juga telah memiliki rencana untuk kita. Kita mempunyai keinginan dan Allah pun mempunyai kehendak. Yang perlu kita pahami, Allah yang dengan kebesaranNya telah menciptakan kita dan Allah pulalah yang Maha Mengetahui akan segala kebutuhan, kesanggupan, serta segala sesuatu yang baik atau buruk bagi kita. Sehingga suatu kepastian bahwa akhirnya kehendak Allahlah yang akan berlaku.

Mungkin tidak akan menjadi masalah ketika keinginan kita selaras dengan kehendak Allah. Namun akan berbeda halnya jika keinginan kita berbeda dengan kehendak Allah. Jika hal ini terjadi, maka tugas kita adalah bagaimana menyelaraskan keinginan sesuai dengan kehendak Allah. Allah mengetahui segalanya tentang kehidupan kita, sehingga apapun yang Allah tetapkan tentu merupakan yang terbaik berdasarkan pandanganNya. Sementara pandangan kita sangat terbatas.

Boleh jadi dalam pandangan kita apa yang Allah berikan saat ini terasa jauh dari kebaikan. Namun percayalah bahwa pemberian Allah inilah justru yang nantinya akan mengantar kita pada kesuksesan, sehingga tidak ada pilihan selain melantunkan syukur atas karunia dan nikmatnya. Meyakini bahwa Allah akan memberikan yang terbaik dapat menentramkan jiwa. Dengan hati yang tenang dan yakin Insya Allah akan semakin mudah bagi kita untuk memahami hikmah dari Nya.

Segala rencana yang kita susun hanyalah prediksi yang kita sendiri belum memahami benar baik buruknya untuk kehidupan kita di masa yang akan datang. Mengenai hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah (216) yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Keimanan yang hadir, rasa syukur yang tumbuh, rasa cinta kepadaNya, atau berbagai karunia lain adalah semata karena kehendak Allah. Begitu pun jika kita sangat merindukan hikmah dari kejadian yang kita alami, maka setelah mengoptimalkan usaha, doa merupakan salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Mohonlah kepada Allah agar Ia berkenan membuka hati kita untuk dapat meraih hikmah. Dengan doa yang tulus dan penuh keyakinan, Insya Allah pintu hati akan terbuka dan berbagai hikmah akan masuk ke dalamnya.

Marilah kita ambil hikmah dari setiap pengalaman kita. Hikmah itu selalu positif. Hikmah itu milik kita, maka ambilah dimana pun kita menemukannya. Dan diri kita sendiri adalah salah satu sumber hikmah yang banyak. Alangkah bijaknya kalau kita merenung dan melihat kembali setiap kejadian yang telah Allah tampakkan kepada kita, agar kita dapat meraih hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa tersebut. kita akan merasakan betapa indahnya hidup ketika setiap kejadian mampu memperlihatkan hikmahnya. Ketika kegagalan justru mengundang syukur yang mendalam. Untuk itu, mari sempurnakan usaha serta tingkatkan doa kepadaNya. Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita untuk menangkap butiran hikmah yang cahayanya mampu menerangi hati